Tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba operasional yang tinggi, pada perusahaan manufaktur penentuan harga pokok produksi yang tepat dan akurat akan dapat memaksimalkan laba perusahaan. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem activity based costing pada CV Prima Sari. Sebelumnya CV Prima Sari menggunakan sistem tradisional dalam perhitungan harga pokok produksinya sehingga terjadi distorsi biaya untuk setiap produk karena hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu volume produksi. Dengan sistem activity based costing dapat menghasilkan harga pokok produksi yang akurat. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian yaitu metode deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian, didapatkan harga pokok produksi untuk produk roti tawar yaitu sebesar Rp. 3.516, roti tawar kupas Rp. 4.455, kelapa Rp. 2.750, pisang coklat Rp. 3.399, Coklat Rp. 3.306, nenas Rp. 3.271, sarikaya Rp. 3.924, kacang merah Rp. 3.257. Produk yang mengalami undercost yaitu: roti tawar kupas dan roti isi sarikaya. Sedangkan produk yang mengalami overcost yaitu: roti tawar, roti isi pisang coklat, roti isi kelapa, roti isi coklat, roti isi nenas, dan roti isi kacang merah. Dengan menggunakan sistem activity based costing perusahaan dapat mencegah terjadinya distorsi biaya dengan mengidentifikasi biaya overhead menurut aktivitas dan menggunakan pemicu biaya lebih dari satu untuk mengalokasikan ke setiap produk.

Kata kunci: activity based costing, tingkat aktivitas, pemicu biaya, biaya overhead, dan harga pokok produksi