Sejak pelepasan IPv4 pada awal tahun 90-an, pengalamatan
dengan IPv4 (Internet Protocol version 4) yang berbasis 32 bit
tidak lama lagi akan habis sehingga akan mengakibatkan
keterbatasan permintaan pengalamatan IP, hal ini seiring dengan
kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia akan perangkat
teknologi yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi
data. Maka dari itu, diperkenalkan IPv6 (Internet Protocol
version 6) yang berbasis 128 bit sebagai solusi untuk menambah
alokasi pengalamatan IP. Pada dasarnya IPv6 tidak kompatibel
dengan IPv4 sehingga diperlukan suatu mekanisme transisi
tertentu agar IPv6 ini dapat berinterkoneksi dengan IPv4.
Mekanisme transisi IPv4 ke IPv6 terdiri dari 3 jenis yaitu DualStack, Tunneling, dan Translation. Dalam tugas akhir ini metode
transisi yang akan dibahas adalah Tunneling GRE6 dan Tunneling
6to4. Kedua metode tunneling ini bekerja sangat baik pada
layanan FTP dan Video Streaming, akan tetapi belum diketahui
tunneling manakah yang lebih optimal. Maka dari itu dilakukan
pengujian dalam jaringan Politeknik Caltex Riau dengan
parameter yang akan diamati adalah transfer time dan delay pada
layanan FTP (File Transfer Protocol) serta packet loss dan jitter
pada Video Streaming. Perbandingan dilakukan dengan
menganalisis performa QoS (Quality of Service) Tunneling GRE6
dan 6to4 dengan menggunakan aplikasi Wireshark. Dari data
pengujian FTP, tunneling GRE6 menghasilkan transfer time lebih
rendah 0,032 s/d 13 second daripada tunneling 6to4. Sementara
dari data video streaming, nilai delay tunneling 6to4 lebih kecil
2,488 ms daripada tunneling GRE6, nilai packet loss tunneling
GRE6 lebih kecil 0,236% daripada tunneling 6to4, dan jitter yang
dihasilkan oleh tunneling 6to4 lebih kecil 0,6% daripada
tunneling GRE6.
Kata Kunci : IPv6, Tunneling 6to4, Tunneling GRE6, Wireshark,
QoS (Quality of Service), FTP (File Transfer Protocol).