Mengingat fungsi kerja router yang bekerja secara terus-menerus
dikarenakan kebutuhan akan pertukaran data secara real time, maka
perlu diperhatikan kemungkinan akan terjadinya gangguan pada
perangkat router. Oleh karena itu, perlu adanya protokol
redundancy yang mengambil alih tugas router utama pada saat
terjadinya gangguan. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan 3
skenario. Skenario 1 dilakukan pengujian pengujian QoS layanan
VoIP pada saat link normal atau pada saat sebelum terjadinya gagal
link. Skenario 2 dilakukan pengujian QoS layanan VoIP pada saat
diimplementasikan VRRPv3 dan HSRP IPv6 secara default.
Skenario 3 dilakukan pengujian QoS layanan VoIP pada saat
diimplementasikan VRRPv3 dan HSRP IPv6 modifikasi. Dari hasil
pengukuran dan analisis, pada skenario 1 dapat disimpulkan bahwa
pada saat link normal atau belum terjadinya gagal link didapatkan
QoS VoIP masih memenuhi standar Tiphon. Pada skenario 2 dapat
disimpulkan bahwa jaringan VRRPv3 memiliki performansi yang
baik dengan nilai delay sebesar 21,07ms, packet loss sebesar 5,09%,
jitter sebesar 13,92ms, dan throughput sebesar 0,0228Mbps
dibandingkan HSRP IPv6 dengan nilai delay sebesar 23,37ms,
packet loss sebesar 14,44%, jitter sebesar 14,47ms, dan throughput
sebesar 0,0216Mbps, hal ini karena secara default VRRPv3
memiliki hold time sebesar 3 detik dan HSRP IPv6 memiliki hold
time sebesar 10 detik sehingga pada saat link failure protocol
VRRPv3 lebih cepat menangani kegagalan jaringan. Pada skenario
3 dapat disimpulkan bahwa pada saat HSRP IPv6 dimodifikasi
memiliki performansi yang baik dengan nilai delay sebesar 20,93ms,
packet loss sebesar 4,46%, jitter sebesar 13,68ms, dan throughput
sebesar 0,0229Mbps dibandingkan VRRPv3 dengan nilai delay
sebesar 21,07ms, packet loss sebesar 5,09%, jitter sebesar 13,92ms,
dan throughput sebesar 0,0228Mbps, hal ini dikarenakan nilai
downtime pada HSRP IPv6 lebih cepat dibandingkan VRRPv3.
Kata kunci: VoIP, VRRPv3, HSRP IPv6, Hold Time, QOS (Quality
of Service)