Kursi roda menjadi solusi bagi penyandang disabiltas baik yang lumpuh
kaki maupun yang lumpuh keseluruhan. Kursi roda yang sering
digunakan adalah kursi roda manual yang membutuhkan orang lain
untuk menggerakannya. Secara psikologi seorang penyandang
disabilitas tidak ingin menyusahkan orang disekitarnya. Pada saat
tertentu, keadaan memaksa penyandang disabilitas untuk mampu
menggerakan kursi rodanya secara mandiri. Kursi roda dengan berbasis
EEG dan EMG ini diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut.
Proyek akhir ini akan membahas tentang pengolahan sinyal EEG dan
EMG untuk klasifikasi pergerakan pada kursi roda. Sinyal otak didapat
dengan sebuah sensor neurosky mindwave. output dari sensor ini adalah
nilai attention, meditation dan RAW data. Nilai attention akan
digunakan untuk pergerakan maju, meditation digunakan untuk
pergerakan mundur, sedangkan Raw data digunakan untuk pergerakan
belok kiri, belok kanan dan berhenti pada kursi roda berbasis EEG.
Hasil dari pengujian kursi roda berbasis EEG ini memiliki tingkat
keberhasilan untuk perintah maju 92%, belok kanan 96%, bleok kiri
100%, berhenti 96% dan mundur 76%. Sedangkan sinyal otot
didapatkan dengan sebuah sensor myoware muscle sensor. Untuk
mengontrol arah pergerakan kursi roda berbasis EMG ini, perintah maju
dengan mengepalkan kedua tangan kiri dan kanan. Untuk perintah belok
kanan, kepalkan tangan kanan. Untuk belok kiri, kepalkan tangan kiri.
Untuk mundur kepalkan tangan kiri sebanyak 2 kali. Sedangkan untuk
berhenti kepalkan tangan kanan 2 kali. Tingkat keberhasilan kursi roda
berbasis EMG ini untuk perintah maju 96%, mundur 96%, belok kiri
96%, belok kanan 100% dan berhenti 100%.
Kata kunci : EEG, EMG, Neurosky Mindwave, myoware muscle
sensor, kursi roda
vi
Abstract