Untuk menghitung status gizi digunakan standar khusus yang
mengacu pada standar antropometri yaitu World Health
Organization (WHO) yaitu berdasarkan berat badan terhadap umur
(BB/U) dan tinggi badan terhadap umur (TB/U). Dengan perhitungan
menggunakan antropometri yang dihitung secara manual
menggunakan rumus akan memakan waktu dan juga membutuhkan
ketelitian agar hasil yang didapatkan benar. Jika salah perhitungan
maka hasil yang didapatkan tidak akurat dan mengakibatkan hasil
status gizi balita salah. Sehingga dibangun sebuah sistem untuk
menentukan status gizi balita agar dapat membantu petugas gizi dan
orang tua dalam memprediksi status gizi balita. Berdasarkan
pengujian yang dilakukan terhadap nilai K akurasi yang didapatkan
adalah sebesar 85,29% untuk BB/U dan 83,75% untuk TB/U.
Sedangkan akurasi yang didapatkan dengan menggunakan k-fold
cross validation adalah sebesar 93,94% untuk BB/U dan 87,88%
untuk TB/U. Berdasarkan pengujian UAT yang dilakukan terhadap
sistem oleh petugas gizi puskesmas diperoleh hasil bahwa 100%
sistem berjalan sesuai fungsinya, kemudian pengujian kepada 30
orang tua diperoleh hasil bahwa 91.86% sistem berjalan sesuai
fungsinya. Dengan nilai akurasi tersebut maka algoritma K Nearest
Neighbor terbukti dapat memberikan hasil dalam memprediksi status
gizi balita untuk membantu petugas gizi dan orang tua dalam
mengetahui status gizi balita.
Kata kunci: status gizi balita, klasifikasi, K Nearest Neighbor,
anthropometri