PT. PLN menyediakan dua jenis kWh meter yaitu kWh meter analog
dan kWh meter digital sebagai alat penghitung pemakaian energi
listrik suatu lokasi. Sebelum adanya kWh meter digital, PLN
menggunakan kWh meter analog untuk mengetahui besar kebutuhan
listrik yang telah digunakan. Ternyata masih ada kelemahan dari
kWh meter ini yaitu masih menggunakan sistem pasca prabayar,
sehingga tidak jarang menemui pelanggan yang menunggak tagihan
listrik dan merasa sering dirugikan dengan pembayaran yang tak
terduga. Oleh karena itu, PT. PLN mempunyai solusi yaitu dengan
menggunakan atau mengganti kWh meter analog dan beralih dengan
menggunakan kWh meter digital. PLN membuat kWh meter digital
dengan sistem prabayar, sehingga pelanggan harus membeli voucher
khusus untuk menggunakan listrik dari PLN dengan sistem
pengisian menggunakan pulsa seperti layaknya smartphone dan bisa
membeli voucher tersebut dimana dan kapan saja. Jika sistem token
listrik ini sangat membantu untuk rumah hunian seperti kost-kost
saat ini, namun sangat kurang efektif jika diterapkan untuk yang
listrik yang berdaya besar seperti perusahan, pabrik ataupun gedung
besar. Maka dirancang suatu alat yaitu untuk monitoring kWh meter
analog secara digital berbasis web untuk monitoring berapa keluaran
daya yang dihasilkan pada kWh meter analog yang berdaya besar
serta di lengkapi dengan penghitung biaya listrik dengan
menggunakan sensor arus YHDC SCT-013 sebagai mendeteksi nilai
arus yang mengalir sehingga nantinya memudahkan untuk melihat
nilai besarnya kWh meter dan monitoring dengan jarak jauh.
Kemudahan dalam monitoring pemakaian besarnya kWh meter ini
lebih cepat serta dapat menghemat waktu dan tenaga yang
memudahkan monitoring listrik di suatu lokasi. Pada tugas akhir ini
didapatkan tingkat akurasi sensor arus arus YHDC SCT sebesar
98,92%.
Kata kunci : kWh meter, Arduino, YHDC SCT-013, Modem GSM,
Android, Internet of Things