LKM Umbansari Bersatu adalah salah satu lembaga yang
melaksanakan program pembagunan daerah tertinggal. Namun,
dalam pelaksanaan program, terdapat permasalahan yang terdiri dari
2 faktor, yakni individu dan kelompok. Permasalahan dari faktor
individu adalah lokasi bantuan yang tidak tepat sasaran dan cara
pemilihan lokasi yang tidak objektif, sedangkan permasalahan dari
faktor kelompok adalah tidak ditemukannya titik temu dari hasil
rundingan rapat yang dilakukan oleh ketiga pihak yang berwenang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah sebuah
Sistem Pendukung Keputusan Kelompok yang menggunakan metode
Copeland Score. Metode Copeland Score merupakan metode voting
yang tekniknya berdasarkan pengurangan frekuensi kemenangan
dengan frekuensi kekalahan dari perbandingan berpasangan sehingga
metode voting ini adalah metode voting yang paling efektif. Dengan
adanya Sistem Pendukung Keputusan Kelompok Untuk Pemilihan
Lokasi Pembangunan Daerah Tertinggal Perkotaan Menggunakan
Metode Copeland Score ini hasil yang didapat adalah menentukan
keputusan untuk menentukan lokasi yang layak untuk mendapatkan
bantuan. Berdasarkan hasil pengujian UAT dari 30 butir pengujian
yang ada menyatakan bahwa 30 butir pegujian tersebut berjalan
sesuai fungsinya. Dalam pengujian cylomatic complexity didapatkan
program ini valid berdasarkan pengujian metode Copeland score
pada tabel test case. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara,
pemimpin LKM menjawab bahwa sistem sudah bermanfaat dalam
menentukan lokasi yang layak untuk mendapatkan bantuan.
Kata kunci: SPKK, Copeland Score, Daerah Tertinggal