Kerusakan yang terjadi pada kulit dapat diidentifikasi melalui penglihatan tekstur dan warna permukaan kulit. Gejala yang ditimbulkan saat mengalami kerusakan kulit yaitu adanya perubahan yang terjadi pada permukaan kulit, seperti munculnya benjolan kecil berwarna merah di wajah, bintik-bintik merah, tekstur kulit kasar dan lain-lain. Hal tersebut tentu sangat mengganggu, selain mempengaruhi penampilan terutama jika terjadi pada kulit bagian wajah, juga dapat memberikan rasa sakit seperti jerawat. Agar dapat mengetahui jenis kerusakan kulit yang dialami pada wajah, maka oleh penulis dibuat sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi jenis kerusakan kulit wajah yang dialami menggunakan citra kerusakan kulit wajah. Aplikasi ini menggunakan metode filter 2D Gabor Wavelet dan Gray-Level Co-Occurrence Matrix (GLCM). Metode 2D Gabor Wavelet digunakan untuk ekstraksi citra berdasarkan ciri tepi pada gambar kerusakan kulit. Sedangkan Metode Gray-Level Co-Occurrence Matrix (GLCM) digunakan untuk proses ekstraksi citra wajah berdasarkan ciri tekstur kerusakan/penyakit kulit. Pengklasifikasian jenis kerusakan/penyakit kulit menggunakan algoritma K-NN. Hasil pengujian pada aplikasi ini diperoleh tingkat akurasi masing-masing jenis kerusakan kulit dan kulit normal adalah pustule 64,5%, papul 57,8%, nodul 76,8% dan normal 70,6% . Hasil akurasi tersebut diperoleh dari pengujian menggunakan algoritma Receiver Operating Characteristic (ROC) dengan memanfaatkan area under curve (AUC).
Kata Kunci: Gray-Level Co-Occurrence Matrix (GLCM), 2D Gabor Wavelet,Kerusakan Kulit Wajah, K-NN.