Daerah Riau merupakan daerah yang paling sering terjadi bencana
kebakaran hutan. Kebakaran ini disebabkan oleh faktor alam maupun
faktor manusia. Kebakaran hutan juga mengakibatkan terjadinya bencana
kabut asap yang dapat mempengaruhi pernapasan masyarakat yang
berada disekitar pusat kebakaran. Untuk itu diperlukan suatu alat
pendeteksi untuk mengetahui pusat kebakaran hutan serta kadar polusi
dihasilkan dari kebakaran tersebut. Berdasarkan penelitian tersebut
dibuat suatu sistem untuk mendeteksi suatu kebakaran yang nantinya
akan dipasangkan pada sebuah drone. Sistem ini menggunakan thermal
camera yang peka terhadap gelombang inframerah yang dipancarkan
oleh api, serta sensor MQ-135 dan sensor ZH03 untuk mengatahui kadar
polusi yang disebabkan oleh kebakaran tersebut. Kemudian data dari hasil
sensor tersebut disimpan ke dalam SD Card sehingga dapat digunakan
untuk menganalisis akibat serta dampak yang ditimbulkan dari bencana
tersebut. Hasil pengujian yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu
menunjukkan sensor dapat bekerja dengan baik. Seluruh sensor
mengalami perubahan apabila terdapat titik panas di sekitar sensor. Pada
pengujian dari sensor MQ-135, sensor IR AMG8833, dan sensor ZH03
yang dilakukan selama 5 hari pada waktu pagi, siang dan sore hari,
didapatkan hasil saat kondisi normal adalah 3.97 PPM, 30.01 °C, dan 6.82
µg/m³. Sedangkan pada saat kondisi kebakaran adalah 46.78 PPM, 49.42
°C, dan 656.03 µg/m³.Untuk data GPS didapatkan keakuratan yang baik.
Proses pengiriman data menggunakan frekuensi 433 MHz data terkirim
dengan baik dan memiliki jarak maksimal 30 meter. Data yang dikirim
berhasil disimpan ke SD Card mikrokontroler penerima serta data yang
disimpan sesuai dengan data yang dikirim oleh mikrokontroler pemancar.
Kata kunci: Kebakaran hutan, Surveillance Sensing, Data Logger