Kelapa sawit adalah salah satu pohon palem produktif utama yang
dikembangkan di Indonesia. Tumbuhan ini adalah penghasil minyak
nabati terbesar di dunia, terutama karena minyak dapat di produksi
baik dari serabut buah maupun inti. Pada saat sawit di panen para
petani sawit menjual Tandan Buah Segar (TBS) kepada pengepul
sawit yang biasa disebut juga ramp sawit, TBS yang telah dibeli akan
dijual ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan diolah menjadi Crude Palm
Oil (CPO). Pada saat proses pembongkaran sawit di PKS, sawit di
sortir terlebih dahulu dengan melihat tingkat kematangan dan berat
buah sawit apabila kematangan belum memenuhi kriteria dan berat
dibawah 5kg sawit akan di kembalikan ke penjual, oleh karena itu
untuk mempermudah proses pemisahan kelapa sawit dibuatlah alat
ini. Adapun proses awal pada perancangan alat ini ialah buah sawit
dimasukkan kedalam mesin yang akan dideteksi oleh sensor
proximity dan akan langsung mengaktifkan timer selama 10 menit.
Setelah kelapa sawit dimasukkan kedalam mesin, kelapa sawit akan
dipukul-pukul oleh rotor pembanting hingga berondol sawit terpisah
dengan tandan. Setelah terpisah, bagian tandan akan didorong oleh
spiral pendorong ke tempat pembuangan tandan dan bagian berondol
sawit akan dipisah kedalam jaring khusus berondol sehingga didapat
berondolan sawit yang bersih. Jika proses telah selesai dan sensor
proximity tidak mendeteksi adanya kelapa sawit, maka timer akan
mematikan ignition motor bakar. Adapun dimensi alat ini memiliki
panjang sebesar 130 cm, lebar 70 cm dan tinggi 100 cm, Tempat
penampung sawit memiliki ukuran diameter 66 cm dan panjang 100
cm. Kemudian ukuran spiral memiliki diameter 60 cm dengan
panjang 100 cm, pisau pembanting memiliki ukuran panjang 100 cm
dan lebar 40 cm.
Kata kunci: Kelapa sawit, Berondolan sawit, Sensor proximity,
Timer, Motor bakar.