Detail Cantuman
Advanced SearchSeayun Selangkah
SINOPSIS
Ini kisah tentang operasional Politeknik Caltex Riau pada awal berdirinya. Pada tahun pertama sudah ada Gedung Direktorat dan peralatan laboratorium untuk tingkat I. Jumlah dosen dan instruktur 18 orang, jumlah tenaga administrasi 3 orang dan Total Jumlah Mahasiswa baru 177 orang. Mahasiswa terdiri atas enam kelas masing-masing program study ada 2 kelas. Lahan masih kuning gersang
Aku memimpin PCR menyelenggarakan operasional perkuliahan PCR secara akademik sebagai Direktur PCR. Dan merangkap tugas membangun fisik Gedung kampus PCR sebagai Project Manager.
Kalau kuingat-ingat, Proyek pembangunan Politeknik ini adalah Tugas Negara, bukan tugas kerja bisnis perusahaan minyak dan gas bumi, Caltex. Jadi ini suatu kemuliaan bagiku, yang hanya seorang pegawai Caltex biasa mendapat kesempatan ikut mendirikan suatu perguruan tinggi. Politeknik ini perjalanan hidupnya akan jauh melampui umurku. Alhamdulillah, aku punya kesempatan mengukir namaku di batu cadas yang keras.
Tantangannya berat sekali. Zaman itu organisasi PCR dijalankan oleh Project Team. Dengan jumlah orang sangat minimal, yaitu 6 orang saja. Aku project Manager, berselisih umur dengan dosen-dosen itu 20 tahun, jadi bisa dibayangkan pusingnya mengelola suatu institusi Politeknik dengan dosen-dosen yang semuanya lebih muda 20 tahun dari pemimpinnya.
Saat sosialisasi perdana politeknik ke masyarakat Riau, kampusnyapun belum ada. Kami diuntungkan dengan kredibilitas dan integritas Caltex dan dukungan penuh pemerintah Riau. Itu modal kami yang paling prestisius untuk meyakinkan mahasiswa dan keluarganya yang masih ragu-ragu.
Politeknik berjalan dengan baik dan berbagai Gedung baru selesai dibangun. Diantaranya adalah Gedung Perkuliahan, Perpustakaan dan ruang dosen. Gedung Workshop Teknik Mesin Industri, Student Center dan Masjid. Juga pengaspalan jalan lingkar dalam kampus. Dua buah kolam air yang cukup besar juga dibangun untuk mengendalikan air serta menurunkan suhau udara.
PCR juga mengerjakan beberapa project seperti Pembangunan 3 buah Jembatan Penyeberangan Orang di Kota Pekanbaru, melaksanakan Olimpiade Fisika SLTA Internasional Tingkat Asia, menggati 5000 unit desktop milik PT. Caltex Pacific Indonesia dan mengerjakan beberapa program Tsnami Relief Initiative bagi putra putri Aceh yang terkena dampak tsunami Aceh. Mahasiswa PCR yang masih baru berhasil mengikuti Lomba Robot Nasional di Jakarta dan mendapatkan hadiah penghargaan sebagai tim terbaik.
Tantangan yang paling berat. Pada dasarnya bagaimana mendirikan suatu politeknik yang mampu bertahan dan berkembang secara mandiri dan mampu bersaing ketingkat dunia.
1. Memenuhi tenggat waktu pembangunan infrastrukur di atas tanah rawa gambut.
2. Penghijauan kembali lahan kampus yang gundul dan gersang tanpa ada top soilnya.
3. Mencari dosen yang baik untuk melengkapi dosen bagi perkuliahan tingkat tiga.
4. Juga memperkenalkan Politeknik ke masyarakat Riau untuk meyakinkan mahasiswa dan keluarganya bahwa PCR ini kampus yang baik.
5. Meresapkan Budaya Industri kedalam sanubari civitas akademika PCR
6. Membangun Sistem Akademik Vokasi di PCR yang belum dikenal civitas akademika dan masyarakat umum
7. Meyakinkan Dosen yang umumnya pendatang untuk Fokus Kerja Penuh di PCR
Kami berhasil menghadapi tantangan pada zaman itu. Akhirnya kami melaksanakan Wisuda Perdana pada bulan Maret tahun 2005. Politeknik Caltex Riau berhasil bertahan dan berkembang dengan kualitas yang tinggi.
Bandung, 20 September 2022
10 11
Syaifuddin Abdullah
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
-
|
Penerbit | Politeknik Caltex Riau : PCR Pekanbaru., 2022 |
Deskripsi Fisik |
303 hlm.; 21 x 27 Cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-623-96464-9-3
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain